Sabtu, 29 Januari 2011

Makna Simbolis Motif Batik Yogyakarta

Batik Yogyakarta mempunyai makna atau simbol dalam setiap motifnya, diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Batik Sido Mukti
    Image
    • Memiliki unsur motif Gurda.
    • Digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan.
  2. Batik Kawung
    Image
    • Memiliki unsur motif geometris.
    • Digunakan sebagai kain panjang. Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan dan keadilan.
  3. Batik Cuwiri
    Image
    • Memiliki unsur dan motif Meru dan Gurda.
    • Digunakan sebagai "Semek'an" dan emben dan dipakai saat upacara mitoni.
  4. Batik Pamiluto
    Image
    • Memiliki unsur motif parang, ceplok, truntum, dan ada banyak lagi.
    • Digunakan sebagai kain panjang saat upacara pertunangan.
  5. Batik Parang Kusumo
    Image
    • Memiliki motif parang dan mlinjon.
    • Digunakan sebagai kain saat tukar cincin.
  6. Batik Ceplok Kasatrian
    Image
    • Memiliki unsur motif parang, gurda, dan meru.
    • Digunakan sebagai kain kain saat kirab pengantin.
  7. Batik Nitik Karawitan
    Image
    • Memiliki unsur ceplok
    • Digunakan sebagai kain panjang.
  8. Batik Truntum
    Image
    • Digunakan ketika acara pernikahan.
    • Truntum artinya menuntun. Harapannya, agar orang tua bisa menuntun calon pengantin.
  9. Batik Ciptoning
    Image
    • Memiliki unsur parang dan wayang.
    • Digunakan sebagai kain panjang.
    • Memiliki arti diharapkan pemakainya menjadi orang bijak, mampu memberi petunjuk jalan yang benar.
  10. Batik Tambal
    Image
    • Memiliki unsur motif ceplok, parang, dan meru.
    • Digunakan sebagai kain panjang.
  11. Batik Slobog
    Image
    • Memiliki unsur motif ceplok.
    • Digunakan sebagai kain panjang.
    • Memiliki makna slobog atau lobok (longgar), kain ini biasa dipakai untuk melayat agar orang yang yang meninggal tidak mengalami kesulitan menghadap Yang Maha Kuasa.
  12. Batik Parang Rusak Barong
    Image
    • Memiliki unsur motif ceplok.
    • Digunakan sebagai kain panjang.
    • Mempunyai makna bahwa Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya
  13. Batik Udan Liris
    Image
    • Memiliki unsur motif kombinasi geometris dan suluran.
    • Digunakan sebagai kain panjang.
    • Memiliki arti udan gerimis (hujan gerimis), lambang kesuburan.
  14. Dan masih banyak lagi yang lainnya
Ini menunjukkan bahwa batik tidak hanya karya seni yang hanya mengandalkan keindahan warna dan komposisi, tetapi juga makna dan simbol yang membuat batik semakin kaya. Go Batik Indonesia.

sumber : Batik Warisan Budaya Asli Indonesia, Aep S. Hamidin, 2010
http://www.batikunik.com/news/detail/7/makna-simbolis-motif-batik-yogyakarta.html

Jumat, 21 Januari 2011

hasil Karyakuw,,,^0^

fashion show make up
rias pengantin solo basahan
 rias pengantin solo putri


 rias pengantin muslim


 sanggul daerah palembang
 harajuku style (princess kei)
 rias pengantin barat

 rias fantasi (shine of sunflower)
Dalam lembaga kursus kami menyediakan silabi atau materi yang akan kami ajarkan, yaitu:
  1.  Rias pengantin jogjakarta (jogja putri/jogja paes ageng/jogja jangan menir/modifikasi jogja muslim)
  2. Upacara sebelum pernikahan (siraman,ngalub-alubi,midodareni)
  3. Upacara panggih gaya jogjakarta
Biaya kursus:
  1.  Rias pengantin jogjakarta mulai Rp1.000.000 s/d Rp2.000.000 tergantung gaya tata riasnya
  2. Upacara sebelum pernikahan mulai Rp 500.000
  3. Upacara panggih jogja mulai Rp 750.000

Untuk waktu kursus kami membuka pada setiap materi 80 jam atau (4 jam setiap kali pertemuan)

Yang berminat mendalami bidang kecantikan, khususnya rias pengantin bisa hubungi kami di:
Alamat kursus:Jl. Tongkol VII/06 Minomartani,Sleman, Yogyakarta
CP:085743132546
Email:pussy_novi@yahoo.co.id


karena budaya adalah salah satu warisan nenek moyang yang wajib kita jaga, maka tak ada salahnya jika kita juga ikut melestarikan kebudayaan itu dengan cara mempelajari warisan leluhur kita di tanah jawa tercinta ini,,,

matur nuwun,thank you,terima kasih,,,,,^0^


Step by Step Panggih Jogjakarta

Penyerahan sanggan yang lazim disebut tebusan

Keluarnya pengantin wanita yang didahului kembar mayang atau kepyok kembar mayang.
Lempar sirih atau balangan gantal
Wijikan dan Memecah Telur




Berjalan bergandengan jari kelingking menuju ke pelaminan
Tampa kaya


Mapag besan



Sungkeman



 Sampun rampung gehhh mbak yu,kang mas,mbok dhe,pak lek,bu lek,pak lek,,,,monggo diwaos,,,^,^

Panggih, Upacara Puncak Sarat Makna ( Bag II )

Panggih, Upacara Puncak Sarat Makna ( Bag II )

 

"Banyak urutan yang harus dilakukan dalam upcara panggih. Selain lempar sirih, ada upacara wijikan dan juga upacara tampa kaya"
WARTA WEDDING - Pada bagian lalu telah di ulas secara singkat tata cara upacara panggih. Pada bagian berikut akan kami lanjutkan tata cara upcara panggih yang menjadi puncak acara perkawinan dengan menggunakan adat Yogyakarta.

Setelah sepasang pengantin saling melempar, tahap selanjutnya pengantin pria dan wanita mendekat pada ranu pada untuk memulai upacara wijikan. Wijikan dalam bahasa jawa berarti mencuci. Caranya kedua alas kaki pengantin pria dilepas, kemudian kedua kaki di masukkan kedalam ranu pada. Pengantin wanita berjongkok didepan pengantin pria dan membasuh kedua kakinya sekurang-kurangya sampai 3 kali guyuran, kemudian pengantin wanita memberihkannya. Selanjutnya, pengantin pria kembali mengenakan alas kaki. Makna dari upacara ini adalah sang istri akan mengabdi dengan sepenuh hati dan merawat suami dengan penuh cinta kasih.

Upacara wijikan dilanjutkan dengan upacara memecah telur. Kedua pengantin berdiri saling berhadapan juru paes mengambil telur dari bokor air sritaman.Telur tadi disentuhkan pada dahi pengantin pria kemudian pada dahi pengantin wanita, seterusnya dibanting di ranu pada. Sampai disini upacara balang-balangan suruh, wijikan, dan memecah telur selesai. Ketiganya menggunakan tempat yang sama yaitu didepan tarub.

Setelah itu, kedua mempelai berdiri berdampingan dengan kelingking tangan kiri pengantin pria dikaitkan dengan kelingking tangan kanan pengantin wanita. Dalam posisi kelingking terkait, kedua pengantin berjalan menuju pelaminan atau singgasana pengantin disini orangtua pengantin wanita sudah siap menunggu. Urutannya : patah berada paling depan. Dibelakangnya pengantin berdua yang didampingi pendamping putri yang mengambil posisi pada sisi kanan dan kiri mempelai di belakangnya lagi baru para pengiring pengantin wanita dan pria.

Setelah kedua mempelai duduk di singgasana pengantin, upacara tampa kaya dimulai. Sebaiknya pelaksanaan upacara ini menunggu habisnya gending boyong atau puspo warno. Jalannya upacara tampa kaya : pengantin wanita mengambil kain mori yang sudah di siapkan dan membukanya di atas pangkuan.

Pengantin putra berdiri dan mengambil kaya kemudian menuangkannya sedikit demi sedikit termasuk kain pembungkus kaya. Kedalam mori di pangkuan pengantin wanita harus diusahakan jangan sampai ada kaya yang jatuh konon bila ada yang jatuh menandakan bahwa ekonomi rumah tangga mereka akan boros. Setelah selesai, pengantin wanita mengikat kain mori yang sudah berisi kaya tersebut dan menitipkannya kepada ibunya. (Bersambung) (nis)

Upacara Panggih Jogja

MAKNA SIMBOLIK DALAM UPACARA PANGGIH ADAT YOGYAKARTA

Penyerahan sanggan yang lazim disebut tebusan
Arti Nominal : Buah pisang raja yang diletakkan di nampan yang dihias dengan daun pisang, yang kemudian diserahkan oleh pihak pengantin pria kepada pihak pengantin wanita. Yang terdiri dari: buah pisang raja satu tangkep, suruh ayu, gambir, kembang telon, dan lawe wenang.
· Makna : Pisang sanggan terdiri dari dua kata yaitu pisang dan sanggan. Pisang mengandung arti “jenis buah-buahan” dan sanggan yang berarti “segala hal untuk menyangga” (Poerwadarminta, 1939:543). Sanggan pada umumnya dikenal dengan tebusan. Suruh ayu, berasal dari dua kata suruh berarti “daun sirih” dan ayu berarti “cantik”. Daun sirih harus dalam kondisi yang baik, mengandung maksud daunnya masih utuh dan segar. Suruh ayu mempunyai makna simbolis ketika menjadi pengantin, hendaknya terlihat segar dan menarik. Segar dan menarik menyimbolkan kebahagiaan. Daun sirih yang digunakan harus yang temu ros “bertemu ruasnya” hal ini melambangkan bahwa sepasang pengantin dipertemukan dahulu. Gambir merupakan kelengkapan dalam menginang, gambir digunakan supaya rasanya semakin mantap. Makna simbolik penggunaan gambir dalam upacara panggih melambangkan kemantapan. Orang yang sudah siap untuk menikah berarti sudah mantap dengan pilihannya. Kembang telon terdiri dari tiga macam bunga terpilih diantara bunga yang lain, yaitu mawar, melati dan kantil. Dipilih tiga macam bunga tersebut mempunyai makna simbolik bahwa ketiga bunga tersebut merupakan bunga yang menjadi raja di taman. Nama bunga ini jika dikeratabasakan menjadi “apa kang binawar (mawar) saking kedaling lathi (mlathi) bisa kumanthil-kanthil ing wardaya”. Artinya “apa yang dinasihatkan oleh orang tua hendaknya selalu dapat diingat oleh calon mempelai”. Lawe wenang, terdiri dari dua kata lawe berarti benang lembut yang akan ditenun (Poerwadarminta, 1939:263). Wenang berarti “bisa atau dapat” (Poerwadarminta, 1939: 660). Lawe wenang merupakan uba rampe pisang sanggan dalam upacara panggih. Lawe wenang digunakan untuk mengikat lintingan daun sirih. Ikatan lawe wenang ini mempunyai makna simbolik ikatan pernikahan. Dipilih benang yang berwarna putih mempunyai makna simbolik suci. Lawe wenang mempunyai makna simbolik bahwa pernikahan merupakan merupakan ikatan yang lembut dan suci.
Keluarnya pengantin wanita yang didahului kembar mayang atau kepyok kembar mayang.
· Arti Nominal : Kembar mayang adalah dua buah rangkaian hiasan yang terdiri dari dedaunan terutama daun kelapa, yang ditancapkan ke sebuah batang pisang yang daun tersebut dirangkai dalam bentuk gunung, keris, cambuk, payung, belalang, dan burung. Selain itu juga terdapat daun beringin, daun dadap srep, dlingo bengle.
· Makna : Makna simbolik dari kepyok kembar mayang ini adalah membuang sial pada pengantin pria. Kembar mayang adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari dedaunan terutama daun kelapa, yang ditancapkan ke sebuah batang pisang. Kembar mayang ini berasal dari cerita wayang kulit, hiasan kembar mayang adalah kehendak dari Sri Kresna pada waktu pernikahan agung antara sembadra, adik Sri Kresna dengan Harjuna dari keluarga Pandawa. Kembar mayang ini sungguh suatu hiasan yang sangat elok yang mempunyai arti simbolis yang luas.
- Bentuknya yang seperti gunung memberikan arti bahwa gunung itu tinggi dan besar, maksudnya seorang pria itu harus mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman dan harus sabar.
- Bentuk hiasan seperti keris, artinya supaya pasangan itu berhati-hati dalam hidupnya, pandai dan bijak.
- Bentuk hiasan seperti pecut, mengandung maksud supaya pasangan itu tidak mudah putus asa, harus selalu optimis dan dengan ketetapan hati membina kehidupan yang baik.
- Bentuk hiasan seperti payung, dimaksudkan supaya mereka menjadi pelindung keluarga dan masyarakat.
- Bentuk hiasan seperti belalang, supaya mereka bersemangat, cepat dalam berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan keluarga.
- Bentuk hiasan seperti burung, supaya mereka mempunyai motivasi yang tinggi dalam hidupnya.
Daun beringin supaya mereka melindungi keluarga dan orang lain, daun kruton dimaksudkan supaya terlepas dari godaan makhluk-makhluk jahat, daun dadap srep supaya keluarga itu selalu mempunyai pikiran yang jernih dan tenang dalam menghadapi berbagai macam masalah, dlingo bengle dimaksudkan untuk melindungi diri dari gangguan roh-roh jahat.
Kesimpulannya, upacara ini melambangkan perjalanan hidup kedua mempelai lancar tidak menemui halangan dan rintangan sehingga cepat mencapai kebahagiaan hidup. Selain itu juga melambangkan bahwa seorang pria itu harus mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman serta harus sabar, kedua mempelai juga diharapkan berhati-hati dalam hidupnya, pandai dan bijak, kedua mempelai diharapkan tidak mudah putus asa, harus selalu optimis dan dengan ketetapan hati membina kehidupan yang baik, kedua mempelai diharapkan menjadi pelindung keluarga dan masyarakat, kedua mempelai juga diharapkan bersemangat, cepat dalam berpikir dan bertindak untuk menyelamatkan keluarga, kedua mempelai juga diharapkan mempunyai motivasi tinggi dalam hidupnya, kedua mempelai juga diharapkan selalu mempunyai pikiran yang jernih dan tenang dalam menghadapai berbagai macam masalah, selain itu juga diharapkan mempelai bisa melindungi diri dan terlepas dari godaan makhluk-makhluk jahat.
Lempar sirih atau balangan gantal
· Arti Nominal : Pengantin pria dan pengantin wanita saling melemparkan tujuh ikat daun sirih yang diisi dengan kapur sirih dan diikat dengan benang putih. Untuk pria berjumlah 4 ikat dan wanita 3 ikat, pria dulu yang melempar.
· Makna : Melambangkan ikatan dan kejernihan pikiran. Balangan berarti ‘melempar’ , sedangkan gantal berarti ‘daun sirih yang sudah diikat dengan benang’. Suruh yang diikat dengan benang sebagai lambang perjodohan dan telah diikat dengan tali suci. Selain itu juga melambangkan suatu perwujudan perkenalan pertama antara calon suami dan calon istri.
Wijikan dan Memecah Telur
· Arti Nominal : Pengantin wanita membasuh kaki pengantin pria. Perlengkapan yang dipakai yaitu ranupada yang terdiri gayung, bokor, baki, bunga sritaman dan telur. Pemaes mengambil telur ayam yang kemudian disentuhkan di dahi pengantin laki-laki dahulu kemudian pengantin perempuan, lalu dibanting di ranupada.
· Makna : Ranupada berarti ‘tempat mencuci kaki’, ranupada mempunyai makna simbolik sebagai tanda bakti istri pada suami. Gayung dipakai pengantin wanita untuk mengambil air dari bokor, melambangkan supaya istri diberi kemudahan untuk melayani suami. Bokor dipakai pada saat upacara wijikan sebagai tempat air bunga setaman. Dipilih bokor karena pada jaman dahulu bokor merupakan tempat air. Bokor terbuat dari tembaga atau logam yang kuat, maka dari itu bokor tidak mudah bocor. Bokor mempunyai makna simbolik kekuatan. Bunga sritaman atau bunga setaman melambangkan keharuman cita-cita mengarungi bahtera rumah tangga. Baki digunakan sebagai alas dalam wijikan atau memecah telur, mengandung makna jika sudah resmi menjadi suami istri maka segala sesuatu dilakukan secara bersama-sama.
Berjalan bergandengan jari kelingking menuju ke pelaminan
· Arti Nominal : Kedua mempelai berdiri berdampingan dengan kelingking tangan kiri pengantin pria dikaitkan dengan kelingking tangan kanan pengantin wanita. Dalam posisi kelingking terkait, kedua mempelai berjalan menuju pelaminan.
· Makna : Bergandengan jari kelingking, melambangkan hubungan dengan orang tua tinggal sedikit.
Tampa kaya
· Arti Nominal : Pengantin wanita menerima “lambang harta” dari pengantin pria, kemudian diserahkan kepada Ibu pengantin putri.
Makna : Tampa kaya adalah sebuah tahap dimana pengantin pria memberikan ‘lambang harta’ dengan cara dikucurkan pada pangkuan pengantin wanita yang dibawahnya dialasi dengan kain. Tampa kaya mempunyai makna simbolik bahwa seorang pria bertanggung jawab unutk mencukupi kebutuhan keluarganya. ‘Lambang harta’ yang terdiri dari segala macam biji-bijian dan uang logam sebagai simbol rejeki yang melimpah, bunga-bungaan melambangkan keharuman dan kewibawaan nama pengantin sedangkan dlingo bengle sebagai lambang kesehatan. Diusahakan isinya jangan sampai tercecer, karena tercecer melambangkan sikap yang boros. Selanjutnya pengantin wanita menyerahkan ‘lambang harta’ yang sudah diikat kepada Ibunya, hal ini mempunyai makna simbolis wujud bakti seorang anak memberi apabila orang tua membutuhkan.
Tampa kaya mempunyai makna sebagai lambang bahwa sikap seorang wanita seharusnya bersyukur menerima nafkah dari suami sebesar apapun dan mengelolanya dengan benar, cermat dan berhati-hati dan sebagai seorang pria wajib bertanggung jawab akan kehidupan keluarganya, suami tidak boleh curang, semua kekayaan hasil jerih payahnya harus diserahkan kepada istrinya. Serta mempunyai makna pengharapan aliran rejeki yang lancar. Selain itu juga mengandung makna wujud bakti seorang anak kepada ibunya, wujud bakti seorang anak memberi apabila orang tua membutuhkan.
Dahar klimah
· Arti Nominal : Pengantin pria membuat nasi yang dikepal sebanyak tiga kali untuk pengantin wanita. Kemudian pengantin wanita memakan nasi kepalan tersebut yang terdiri dari rangkaian sayuran berupa kacang panjang, nasi kuning, telur dadar, kedelai goreng, tempe goreng, abon, dan hati ayam kampung yang dimasak pindang antep.
· Makna : Dahar Klimah terdiri dari rangkaian sayuran berupa kacang panjang yang menyimbolkan cinta kasih pasangan pengantin sepanjang masa, ditengahnya nasi kuning dengan lauk pauk yang lengkap dengan segala jenis sayuran menyimbolkan harapan pengantin akan limpahan rejeki dengan murah pangan. Lauk ini diantaranya telur dadar, kedelai goreng, tempe goreng, abon serta hati ayam kampung dimasak pindang yang dinamakan pindang antep. Pindang antep ini menyimbolkan kemantapan hati kedua pengantin untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
Mapag besan
· Arti Nominal : Orang tua pengantin wanita menjemput orang tua pengantin pria atau besan di pelataran atau beranda rumah.
· Makna : Melambangkan kerukunan antar keluarga kedua mempelai
Sungkeman
· Arti Nominal : Kedua mempelai berlutut atau jongkok didepan orang tuanya, menyembah.
· Makna : Mempunyai makna simbolik yaitu tanda bakti anak kepada orang tua yang telah membesarkannya hingga dewasa, permohonan anak kepada orang tua supaya diampuni kesalahannya dan memohon doa restu supaya dalam membina bahtera rumah tangga dapat bahagia dan sejahtera. Pengantin pria melepaskan keris yang merupakan lambang kekuatan yang dipakainya ketika sungkeman, hal ini mempunyai makna simbolik penghormatan kepada orang tua., serta sebesar apapun pangkat atau kekuatan yang dimiliki oleh anak, maka dihadapan orangtuanya tidak boleh ditampakkan.
Published in: on April 30, 2008 at 3:15 am  Comments (5)  
Tags: ,

Kamis, 20 Januari 2011

LPK gaya pengantin jogjakarta

KURSUS & RIAS MANTEN





Murid Sanggar Rias IWOEL Angkatan I Uji kompetensi Tata Rias Pengantin Yogya Paes Ageng dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) LPK "AMANDAR PAES " pimpinan Ibu Hj. A. MANDAR di Jl. SInar Waluyo Raya 457, Semarang.Dari kiri: Ibu Hj. Ning Slamet (Sgr. Wahyu Murti,Surtikanti) Ibu Yossy Racman (Sgr. Bonita),Ibu Hj. A. Mandar,Ibu Medali,Ibu Ella Denny
Sejak diperlakukannya perubahan dalam system ujian negara pada lembaga pendidikan non formal oleh Dinas Pendidikan Nasional mulai tahun 2009, HARPI Melati sebagai salah satu wadah non formal di bidang tata rias pengantin tradisional segera menindak lanjuti secara system dan tehnis, salah satunya DPD Jawa Tengah telah menunjuk Ibu Hj. Amandar sebagai penyelenggara TUK (Tempat Uji Kompetensi) tingkat Jawa Tengah.
2010-12-07 07:56:03
Konsultasi
Relief Kaligrafi Kuningan
Kami menyediakan koleksi berbagai macam bentuk kaligrafi dengan bahan dasar kuningan dan temb aga.Melayani  pesanan.  

Small Office Home Office (SOHO)
image
Kami menyediakan jasa pembuatan WebSite,dengan keuntungan yang tidak ada di tempat lain.Biaya kurang dari Rp. 1000,-/hari. di tampilkan di ribuan website,Hub 024-70068048 & 081.225.345688.
Silahkan klik disini.

email best8055@sohosemarang.com

Mau nge-BLOG? ada triknya....
Tidak seperti yang sudah2, ujung2nya bingung.Di sini diberikan secara maximal secara praktis untuk membuat blog.
Yuuk Bikin Undangan Online!



ShoutMix chat widget

WILUJENG RAWUH
image

SANGGAR RIAS & KURSUS "IWOEL"


ATAS IJIN ALLAH SWT KAMI PERSEMBAHKAN KEPUASAN DALAM PERHELATAN PERNIKAHAN ANDA DENGAN SENTUHAN KETRAMPILAN YANG TERASAH LEBIH DARI 20 TH OLEH NARA SUMBER JURU PAES DAN SEMBOGO IBU HJ. A. MANDAR SEMARANG.

GALLERY

UJI KOMPETENSI TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH.
ft kompetensi
Foto bersama dengan Ibu Hj. A. Mandar selesai mendampingi murid2 menjalani ujian praktek Rias Pengantin Tradisional Gaya Yogya Paes Ageng.
Murid Sanggar Rias IWOEL Angkatan I Uji kompetensi Tata Rias Pengantin Yogya Paes Ageng dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) LPK "AMANDAR PAES " pimpinan Ibu Hj. A. MANDAR di Jl. SInar Waluyo Raya 457, Semarang.Dari kiri: Ibu Hj. Ning Slamet (Sgr. Wahyu Murti,Surtikanti) Ibu Yossy Racman (Sgr. Bonita),Ibu Hj. A. Mandar,Ibu Medali,Ibu Ella Denny
Sejak diperlakukannya perubahan dalam system ujian negara pada lembaga pendidikan non formal oleh Dinas Pendidikan Nasional mulai tahun 2009, HARPI Melati sebagai salah satu wadah non formal di bidang tata rias pengantin tradisional segera menindak lanjuti secara system dan tehnis, salah satunya DPD Jawa Tengah telah menunjuk Ibu Hj. Amandar sebagai penyelenggara TUK (Tempat Uji Kompetensi) tingkat Jawa Tengah.
2010-12-07 07:56:03


Ratusan Perias Pengantin Bali Pecahkan Rekor Muri